Berpikir reflektif (reflective thinking) merupakan bagian
dari metode penelitan yang dikemukakan oleh John Dewey. Pendapat Dewey
menyatakan bahwa pendidikan merupakan proses sosial dimana anggota masyarakat
yang belum matang (terutama anak-anak) diajak ikut berpartisipasi dalam
masyarakat. Tujuan pendidikan adalah memberikan kontribusi dalam perkembangan pribadi
dan sosial seseorang melalui pengalaman dan pemecahan masalah yang berlangsung
secara reflektif (Reflective Thinking).
Menurut John Dewey metode reflektif di dalam memecahkan
masalah, yaitu suatu proses berpikir aktif, hati-hati, yang dilandasi proses
berpikir ke arah kesimpulan-kesimpulan yang definitif melalui lima langkah
yaitu :
- Siswa mengenali masalah, masalah itu datang dari luar diri siswa itu sendiri.
- Selanjutnya siswa akan menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya.
- Lalu dia menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya itu atau satu sama lain, dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. Dalam bertindak ia dipimpin oleh pengalamannya sendiri.
- Kemudian ia menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya masing-masing.
- Selajutnya ia mencoba mempraktekkan salah satu kemungkinan pemecahan yang dipandangnya terbaik. Hasilnya akan membuktikan betul-tidaknya pemecahan masalah itu. Bilamana pemecahan masalah itu salah atau kurang tepat, maka akan di cobanya kemungkinan yang lain sampai ditemukan pemecahan masalah yang tepat.
Konsep reflektif dari John Dewey berkenaan dengan kemampuan
berfikir reflektif dan bersikap reflektif. Kemampuan berfikir reflektif terdiri
atas lima komponen yaitu:
- recognize or felt difficulty/problem, merasakan dan mengidentifikasikan masalah;
- location and definition of the problem, membatasi dan merumuskan masalah;
- suggestion of posible solution, mengajukan beberapa kemungkinan alternatif solusi pemecahan masalah;
- rational elaboration of an idea, mengembangkan ide untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan;
- test and formation of conclusion, melakukan tes untuk menguji solusi pemecahan masalah dan menggunakannya sebagai bahan pertimbangan membuat kesimpulan.
Sikap reflektif yang tidak dapat dilepaskan dari kemampuan
berfikir reflektif, dikembangkan berdasarkan konsep awal dari Dewey yang telah
diperluas dan diaplikasikan oleh beberapa praktisi di bidang pendidikan guru.
Proses
berpikir refleksi ini pernah diperkenalkan oleh John Dewey. Ia mengemukakan
proses berpikir tersebut melalui langkah-langkah, berikut ini:
1. The felt need, yaitu suatu kebutuhan
2. The problem, yaitu menetapkan masalah
3. The hyphothesis, yaitu menyusun hipotesis
4. Collection of data as avidance, yaitu merekam data untuk
pembuktian
5. Concluding belief, yaitu membuat kesimpulan yang
diyakini kebenarannya
6. General value the conclusion, yaitu memformulasikan kesimpulan
secara umum
John Dewey dalam menerapkan konsep pragmatisme secara
eksperimental dalam memecahkan masalah dengan 5 langkah utama yaitu:
1. Adanya
suatu kesulitan yang dirasakan.
Kesulitan mungkin dirasakan dengan adanya kepastian yang
memadai, sehingga hal ini menyebabkan akal budi memikirkan pemecahannya yang
mungkin atau menimbulkan kegelisahan atau kejutan yang tidak jelas sehingga
baru kemudian mencetuskan upaya yang pasti untuk mengetahui apa yang sebenarnya
terjadi. Pada langkah ini pebelajar mempunyai pengalaman langsung dari
keterlibatannya artinya dalam tahap ini, pebelajar merasakan adanya permasalahan
setelah mengalami langsung situasi belajar.
2. Menentukan
letak dan batas kesulitan
Langkah ini menuntun pebelajar untuk berfikir kritis yang
terkendali dan pemikiran yang tidak terkendali. Berdasarkan pengalaman pada
langkah pertama tersebut pebelajar mempunyai masalah khusus yang merangsang
pikirannya, dalam langkah ini pebelajar mencermati permasalahan dan timbul
upaya mempertajam masalah sampai pada menentukan faktor-faktor yang diduga
menyebabkan timbulnya masalah.
3. Saran
pemecahan yang mungkin
Pebelajar mempunyai atau mencari informasi yang
diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut, dalam langkah ini pebelajar
memikirkan dan merumuskan penyelesaian masalah dengan mengumpulkan data-data
pendukung.
4. Pengembangan
melalui penalaran dari langkah ketiga
Pada langkah ini pebelajar mengembangkan berbagai
kemungkinan dan solusi tentatif untuk memecahkan masalah, pebelajar berusaha
untuk mengadakan penyelesaian masalah dengan memunculkan hipotesis penyelesaian
masalah
5. Melakukan
pengamatan dan percobaan lebih lanjut
Pada langkah kelima mengarahkan pada penerimaan atau
penolakan kesimpulan mengenai keyakinan atau kesangsian. Artinya pebelajar
menguji kemungkinan dengan jalan menerapkannya untuk memecahkan masalah
sehingga pebelajar menemukan sendiri keabsahan temuannya, pebelajar mencoba
menyelesaikan permasalahan dengan menguji hipotesis yang sudah disusunnya dan
kemudian menarik kesimpulan. Menguji hipotesis dilakukan dengan eksperimen,
pengujian dan perekaman data di lapangan. Data-data dihubungkan satu dengan
yang lain agar nantinya ditemukan keterkaitan antar data tersebut dengan
melakukan analisis. Berdasarkan
analisis data tersebut kemudian ditarik kesimpulan yang mendukung atau menolak
hipotesis (Yusufhadi, 2005 :129).
Dari langkah di atas, Dewey berusaha menyusun suatu teori
yang logis dan tepat berdasarkan konsep, pertimbangan, penyimpulan dalam
bentuknya yang beraneka ragam, dalam arti alternatif. Menurutnya apa yang
dikatakan benar adalah apa yang pada akhirnya disetujui oleh semua orang yang
menyelidikinya. Jadi menurut Dewey, kesimpulan penelitian yang dihasilkan
haruslah berlaku secara umum tidak hanya untuk kasus tertentu saja.
Kegiatan berpikir timbul karena adanya gangguan terhadap
situasi yang menimbulkan masalah bagi manusia (langkah 1,2) untuk memecahkannya
disusun hipotesis sebagai bimbingan bagi tindakan berikutnya. Dewey menegaskan
bahwa berpikir ilmiah merupakan alat untuk memecahkan masalah, yang kemudian
disebut metode ilmiah. Metode ilmiah tersebut oleh Dewey disebut dengan reflective
thinking.
isinya sangat bagus. bolehkah saya mengetahui sumbernya? disitu tertera Yusufhadi tahun 2005. apakah itu tesis atau gmna ya? terima kasih
BalasHapus