PEMBELAJARAN BERPUSAT
PADA SISWA
Undang-undang sisdiknas No. 20/2003
Bab I pasal 1 (1) yang berbunyi “yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya sendiri”. Inilah secara
teoritis di sebut pembelajaran berpusat pada siswa yang di adopsi ke dalam
sistem pendidikan nasional.
Menurut
PP No. 19/2005, menjelaskan bahwa UU Sisdiknas merupakan perubahan paradigma
pendidikan dari paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran.
Pengajaran, istilah yang mewakili peran dominan guru sebagai pengajar.
Sedangkan pembelajaran menunjuk peranan siswa aktif sekaligus mengoreksi
peranan dominan guru.
Berkenaan dengan pembelajaran
berpusat pada siswa, di Indonesia pernah dikembangkan oleh Conny R. Semiawan
“Cara Belajar Siswa Aktif”, yang biasa disingkat CBSA pada tahun 1980-1986.
Pembelajaran ini bersifat strategis dan inovatif, strategis karena
memfasilitasi siswa aktif dalam proses pembelajaran yang mengembangkan potensi
dirinya, dan menempatkan siswa atau peserta didik sebagai subyek yang
bertanggung jawab atas proses pembelajaran. Inovatif, karena siswa tidak
terikat oleh kelas belajar, guru sebagai sumber dan penentu tujuan tetapi mewujudkan
prinsip ‘manusia memproduksi dirinya sendiri dalam pengalaman realita sosial’
sehingga siswa mempunyai proses pengalaman untuk belajar bagaimana cara belajar
yang akan menjadi pedoman belajar sepanjang hayat.
1.
Konsep Dasar Pembelajaran Berpusat Pada Siswa
a. Peserta didik dilibatkan ke dalam
pengalaman yang di fasilitasi oleh guru sehingga pelajar mengalir dalam
pengalaman melibatkan pikiran dan emosi terjalin dalam kegiatan yang
menyenangkan dan menantang serta mendorong motivasi siswa.
b. Pengalaman aktivitas siswa harus
bersumber/relevan dengan realitas sosial.
c. Dari proses pembelajaran peserta didik
harus memperoleh pengalaman yang dapat memotivasi peserta didik.
d. Proses pembelajaran juga harus
memperkaya kemampuan dan karakter peserta didik.
2.
Makna Pembelajaran Bagi Siswa
a. Pada hakikatnya proses pembelajaran
merupakan aktivitas yang menghubungkan peserta didik dengan berbagai subyek dan
berkaitan dengan dunia nyata.
b. Peserta didik memproduksi pengetahuan
sendiri secara lebih luas, lebih dalam, dan lebih maju dengan modifikasi
pemahaman terhadap konsep awal pengetahuan.
3.
Makna Pembelajaran Bagi Pendidik
a. Pendidik mengutamakan perbedaan individu
daripada persamaan-persamaan dalam menentukan program-program pendidikan.
b. Pendidik memandang peserta didik
(demokratis dan berkeadilan) dan memperoleh kesempatan yang sama dalam proses
pembelajaran.
4.
Perubahan paradigma dari pengajaran bergeser menjadi
pembelajaran
No.
|
Pengajaran
|
Pembelajaran
|
1
|
Berpusat pada guru
|
Berpusat pada siswa
|
2
|
Guru dominan dalam
kelas
|
Guru sebagai
fasilitator
|
3
|
Suasana ‘tertib’,
kaku, membosankan
|
Suasana
‘hidup’, interaktif, menyenangkan
|
4
|
Siswa berkompetisi
dengan siswa lain
|
Siswa didorong
bekerjasama mencapai tujuan.
|
5
|
Siswa tempat guru
menyalurkan pengetahuan.
|
Siswa pelaku proses
pembelajaran.
|
6
|
Evaluasi bersifat
menyeleksi dan meranking kualitas hapalan siswa
|
Evaluasi bersifat
refleksi dan berperan memperbaiki proses pembelajaran.
|
7
|
Sumber belajar: Buku
dan guru
|
Sumber belajar:
pengalaman
|
8
|
Tempat belajar
terbatas ruangan kelas
|
Tempat belajar seluas
jagat raya
|
Dalam proses pembelajaran diperlukan media yang mewadahi
proses aktivitas siswa, media-media tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Diskusi
Pembelajaran aktif berlangsung ketika para
siswa berinteraksi dengan temannya perihal
pokok bahasan yang sedang dihadapi, mengembangkan pengetahuan (bukan
menerima informasi). Siswa terlibat dalam aktivitas mengamati, mengklasifikasi,
mencari hubungan, membuat hipotesis, menginterpretasi, menyimpulkan, dan
mempresentasikan. Semua aktivitas menjadi sumber materi komunikasi dalam
berargumentasi atau menyanggah pendapat temannya.
2.
Penugasan
Secara logis, sistematika kegiatan
penugasan diawali dengan (a) perumusan tujuan (b) perumusan hipotesis mencapai
tujuan yang berarti mencari berbagai alternatif untuk dipilih satu (c)
melaksanakan kegiatan (d) mengorganisir sumber daya (e) menetapkan jadwal kerja
(f) melaksanakan kegiatan (g) menyusun laporan (h) presentasi.
3.
Games
Games atau permainan, skenarionya dibuat
oleh guru harus menyenangkan dan menantang. Pelaksanaan permainan, keberhasilan
dan kegagalannya menjadi pengalaman yang urutannya dicatat oleh siswa.
v Peran
Guru
Dalam proses pembelajaran seorang guru mempunyai peranan
yang sangat penting, akan tetapi dalam praktiknya seorang guru tidak boleh merampas
kebebasan murid. Melainkan seorang guru harus mengembangkan potensi yang
dimiliki oleh setiap siswanya. Guru juga tidak boleh memposisikan diri sebagai
satu-satunya penyuplai pengetahuan siswa, karena jika demikian maka seperti
menjadikan siswa seakan-akan seperti parasit yang hanya bisa menelan
pengetahuan gurunya. Akan tetapi proses pembelajaran itu harus memberikan
kebebasan kepada siswa dan juga harus diciptakan menyenangkan agar dapat menyuburkan pertumbuhan kemampuan
dan watak siswa.
Agar tetap guru dapat memelihara posisinya yang penting
dan tidak menjadi penghambat secara teknis, seorang guru harus meninggalkan
metode ceramah. Tetapi guru harus menjadi fasilitator untuk menyediakan media
agar sisiwa melakukan aktivitas interaktif yang menyenagkan dan menantang
potensi siswa sertam memberikan kebebasan tumbuh kembang kreativitas siswa.
Sehingga guru harus menyadari perubahan penting guru, yaitu dari guru yang
dominan menjadi guru yang memnerikan kebebasan bagi siswanya.
MODEL
DISKUSI
A. Apakah Diskusi?
Diskusi
adalah proses pembelajaran, dimana pelajar aktif berbicara atau menulis, secara
aktif mengkomunikasikan buah pikiran kepada pelajar lain; ia mengklarifikasi,
mempertahankan, mengembangkan, dan menjelaskan pikirannya. Dalam proses aktif
ini pelajar membangun pengetahuannya dengan membuat hubungan makna antara
konsep baru yang diperolehnya dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.
B. Model Diskusi
1. Obrolan Pagi (Morning Talk)
Kegiatan
mengkomunikasikan, mengamati, mencari hubungan, dan menafsirkan secara spontan.
Saling menghargai, memahami, mau mendengar, keberanian dan percaya diri
terjalin dalam rangsang dan respon dinamis sepanjang acara.
a.
Tujuan
Morning talk adalah membiasakan siswa berbicara didepan kelas, menciptakan
suasana kelas yang santai dan menyenangkan, membiasakan siswa berpikir terbuka.
b.
Proses
morning talk yaitu, guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk
berbicara, kemudian guru menanggapi cerita yang disampaikan, setelah itu guru
memberikan kesempatan bagi siswa lain yang ingin berbicara, kemudian terus
berlanjut sampai tidak ada lagi yang ingin berbicara.
2. Diskusi Berpasangan
Model
ini merupakan aktivitas sederhana, diskusi antara dua teman yang berdekatan.
Mungkin tentang hal-hal yang sepele yang tidak di anggap penting oleh orang
lain. Namun karena ini disampaikan kepada teman sekelas maka hendaknya memilih
topic yang pembicaraan yang bias menjadi ilmu bagi orang lain.
3. Diskusi pemahaman Teks
Kegiatan
pembelajaran dengan cara bekerjasama dengan teman-teman yang lain untuk
memahami suatu teks yang diberikan dengan maksud mengerjakan perintah yang
diberikan berkaitan dengan teks yang disediakan.
a. Tujuan diskusi pemahaman teks adalah
siswa dapat menangkap ide/gagasan dalam teks, selain itu untuk melatih
pemahaman siswa pada ragam bahasa tulisan, dan juga untuk melatih siswa
menginterpretasi suatu wacana teks.
b. Proses dalam diskusi pemahaman teks
adalah, pertama guru meberikan teks yang akan dikaji, kemudian siswa dibagi
kedalam beberapa kelompok, setelah itu setiap kelompok mendiskusikan isi dari
teks, dan terakhir mempresentasikan hasil diskusinya.
4. Studi Kasus
Proses
pembelajaran aktif yang dilakukan oleh siswa dengan bersumber dari kasus yang
diberikan. Siswa bertugas untuk mempelajari kasus tersebut dengan cara
mendiskusikan dengan teman lainnya.
a. Tujuan dari studi kasus adalah melatih
siswa menganalisis suatu kasus, selain itu untuk membiasakan siswa berpikir dan
bernalar rasional, dan juga untuk membiasakan siswa berpikir kritis.
b. Proses dalam studi kasus adalah pertama
siswa dibentuk ke dalam beberapa kelompok, kemudian guru memberikan kasus yang
harus dipelajari, setelah itu setiap kelompok menganalisis, mengkritisi,
mengaitkan dengan fakta dan data kasus tersebut, dan terakhir hasilnya
dipresentasikan di depan kelas.
5. Diskusi Dengan Media Film
Proses
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dengan cara memutarkan film yang
berkaitan dengan tema terlebih dahulu sebagai pengantar dalam pembelajaran.
Dengan demikian siswa ditugaskan untuk menganalisis film yang telah diputarkan.
a. Tujuan dari diskusi dengan menggunakan
media film adalah melatih siswa untuk menginterpretasikan gambar/video, dan
juga untuk memberikan alternative media diskusi agar tidak jenuh.
b. Proses dalam diskusi dengan menggunakan
media film adalah pertama guru dan siswa menyaksikan video/film, kemudian siswa
mendiskusikan isi film tersebut (baik individual ataupun kelompok).
6. Peta Pikiran (Mind Map)
Proses
pembelajaran dengan cara menuangkan hasil diskusi ke dalam bentuk pola Mind
Map. Mind map dimulai dari sebuah topik yang berada ditengah kertas, kemudian
sub topik harus disusun secara acak tetapi harus mengelilingi topik utama.
a. Tujuan dari mind map ini adalah untuk
melatih siswa berpikir sisematis, kemudian melatih siswa memetakan pikirannya,
dan juga untuk melatih siswa untuk membuat kategorisasi.
b. Proses dalam diskusi menggunakan mind
map ini adalah pertama guru memberikan bacaan/teks kepada siswa, kemudian
setiap siswa membuat peta pikirannya masing-masing dimana peta pikirannya bias
berupa gambar atau kata.
7. Peta Gagasan (Brainstorming)
Suatu
proses diskusi untuk mendorong kelompok mengekspresikan berbagai macam ide dan
menunda penilaian-penilaian kritis. Setiap orang menawarkan ide yang dicatat,
kemudian dikombinasikan dengan berbagai ide yang lain.
a. Tujuan dari brainstorming ini adalah
melatih siswa berpikir cepat dan juga melatih siswa untuk berpikir kreatif.
b. Proses pelaksanaan brainstorming ini
adalah pertama guru memberikan tema, kemudian guru meminta secara spontan
menanggapi tema tersebut, setelah itu guru menggali terus ide tanpa member jeda
waktu untuk berpikir panjang.
8. Debat
Proses
pembelajaran dengan menggunakan metode Debat adalah latihan memahami pendapat
orang lain yang berbeda dan barulah orang lain diharap bias memahami. Selain
itu proses debat juga latihan meyakinkan pihak lain dan memahami argumentasi
lawan.
a. Tujuan dari debat adalah melatih siswa
merumuskan solusi dari masalah yang ada, dan juga untuk membiasakan siswa
berpikir analitis.
b. Proses debat adalah pertama siswa dibagi
kedalam beberapa kelompok, kemudian setiap kelompok diminta mencari masalah
(terkait dengan tema yang telah disepakati, dan terakhir setiap kelompok
mendiskusikan pemecahan masalah.