Rabu, 20 November 2013

PERENCANAAN PENDIDIKAN DI DAERAHKU

1.        Latar Belakang Masalah
     Keterampilan hidup merupakan salah satu faktor yang bisa menjamin keberlangsungan hidup seseorang. Karena dengan sebuah keterampilan yang dimiliki, seseorang akan memanfaatkan keterampilannya untuk bertahan hidup. Keterampilan akan menjadi ‘basic’ mencari nafkah dalam kehidupan sehari-hari.
     Nafkah merupakan kebutuhan dari setiap orang tanpa terkecuali, baik itu orang yang belum berkeluarga terlebih lagi orang yang telah berkeluarga karena harus menghidupi istri dan anak-anaknya. Oleh karena itu, tanpa nafkah keberlangsungan hidup seseorang akan terganggu karena sesorang tidak akan bisa mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.
     Mencari nafkah ditengah keterbatasan lapangan pekerjaan yang sedang dialami dewasa ini merupakan hal yang sulit. Ditambah lagi dengan latar belakang pendidikan yang rendah menjadikan seseorang menjadi tersisihkan dari setiap lapangan pekerjaan karena biasanya sebuah lapangan pekerjaan memiliki syarat pendidikan tersendiri dalam menyeleksi calon pekerjanya.
     Namun keterbatasan lapangan pekerjaan dan rendahnya tingkat latar belakang pendidikan yang dimiliki tentunya tidak akan menjadi suatu masalah yang terlalu serius jika seseorang memiliki suatu keterampilan untuk dimanfaatkan. Karena dengan sebuah keterampilan seseorang akan bisa lebih mandiri tanpa harus mengandalkan lapangan pekerjaan yang orang lain ciptakan, akan tetapi bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk dirinya sendiri bahkan untuk orang lain disekitarnya.
     Hal tersebutlah yang kini terjadi dilingkungan saya, masih banyak orang yang terlalu ‘memprimadonakan’ untuk dapat bekerja dipabrik sebagai buruh dibandingkan untuk berwirausaha. Sehingga mereka lebih baik menganggur selama menunggu panggilan kerja. Karena keterbatasan pemikiran mereka yang beranggapan bahwa dengan latar belakang pendidikan mereka yang relatif rendah maka mereka hanya bisa bekerja sebagai buruh.
     Padahal sebenarnya dengan pendidikan seperti apapun jika ditunjang dengan sebuah keterampilan yang dimiliki maka tidak akan membuat seseorang menjadi pengangguran. Karena mereka akan bisaa memanfaatkan keterampilannya untuk memiliki pekerjaan.

2.        Tujuan Melakukan Pembelajaran
a.       Untuk mengarahkan pola pikir masyarakat bahwa sesungguhnya mereka tidak hanya bisa menjadi buruh walaupun dengan tingkat pendidikan yang rendah.
b.      Menumbuhkan jiwa wirausaha dalam diri masyarakat, karena dengan berwirausaha masyarakat tidak hanya akan terpaku untuk terus mencari pekerjaan.
c.       Memberikan suatu keterampilan kepada masyarakat untuk jadi penunjang mereka dalam menciptakan pekerjaan untuk diri mereka sendiri dan bahkan untuk orang disekitar mereka. Sehingga mereka dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka dan keluarganya.

3.        Kualifikasi personel yang akan di ikutsertakan
a.       Warga Belajar
Ø  Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan (Pengangguran).
Ø  Masyarakat yang tidak memiliki keterampilan hidup untuk berwirausaha.
Ø  Masyarakat yang kontra terhadap wirausaha.
Ø  Masyarakat yang sedang menganggur karena menunggu panggilan kerja.
b.      Panitia
Ø  Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap orang-orang disekitarnya.
Ø  Bekerja dengan ikhlas dan tidak berpatokan pada uang.
Ø  Siap bekerja keras.
c.       Fasilitator
Ø  Seorang ahli yang memiliki suatu keterampilan yang bisa diberikan kepada masyarakat dan dimanfaatkan oleh masyarakat pula untuk berwirausaha.

4.        Langkah-langkah Proses Pembelajaran
a.      Perencanaan
Ø  Pengumpulan data/identifikasi berkenaan dengan:
1)      kebutuhan keterampilan apa saja yang harus diberikan dalam pembelajaran sehingga masyarakat akan berminat untuk mengikuti pembelajaran dan masyarakat yang mengikuti pembelajaran juga akan mudah mengaplikasikan apa yang telah diberikan,
2)      Mencari  tempat yang akan dijadikan tempat untuk berlangsungnya proses pembelajaran.
3)      Mencari tutor sesuai dengan kebutuhan keterampilan yang telah disepakati dengan warga belajar.
4)      Mencari sumber dana untuk kelangsungan proses pembelajaran.

Ø  Pelaksanaan
1)      Pembelajaran dilaksanakan 3 hari dalam 1 minggu yaitu pada hari jum’at, sabtu, minggu.
2)      Ada 2 kelas keterampilan yang akan disediakan sesuai dengan kebutuhan sehingga masyarakat akan memilih keterampilan mana yang lebih diminati.
3)      Jam pembelajaran setiap kelas adalah dari pukul 14.00-17.00

Ø  Evaluasi
1)      Dilaksanakan secara berkesinambungan (mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan)
2)      Aspek-aspek yang di evaluasi:
·         Warga belajar
·         Tutor
·         Kurikulum
·         Proses pembelajaran
·         Sarana Prasarana
·         Efisiensi dan efektifitas Pembiayaan

Ø  Monitoring
Monitoring ini dilakukan untuk memantau perkembangan yang terjadi di dalam proses pembelajaran, juga untuk dapat mengetahui hambatan apa saja yang sedang dihadapi oleh setiap elemen dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan dapat di carikan solusinya dan ditangani secara langsung. Monitoring ini dengan cara:

1)      Membuat daftar absensi bagi tutor dan warga belajar
2)      Membuat daftar nilai dan data keberhasilan juga kesulitan Warga Belajar.
3)      Membuat daftar inventaris sarana prasarana pembelajaran.
4)      Membuat administrasi pengeluaran dan pemasukan pembiayaan.
Monitoring dilakukan dengan memantau aspek-aspek di atas.
Ø  Pelaporan
Pelaporan ini dilakukan untuk mengetahui hasil selama proses pembelajaran, pelaporan ini juga dilakukan sebagai bahan evaluasi agar kedepannya bias jauh lebih baik lagi. Pelaporan ini berkenaan dengan hal sebagai berikut:
1)      Hasil proses pembelajaran Warga Belajar (misalnya dalam bentuk raport).
2)      Kesulitan dan hambatan belajar Warga Belajar selama proses pembelajaran.
3)      Administrasi pembiayaan dan pemasukan.
4)      Sarana dan prasarana, yang masih layak digunakan, harus diperbaharui, dan harus diganti.
5)      Pelaporan efektifitas kurikulum yang telah diberlakukan.

5.        Jadwal Pelajaran
a.       Kelas keterampilan Menjahit
No
Hari
Waktu
Mata Pelajaran
Ket.
1
Jum’at
14.00 – 17.00
Materi

2
Sabtu
14.00 – 17.00
Materi & Praktek

3
Minggu
14.00 – 17.00
Praktek


b.      Kelas Keterampilan Mekanik          
No
Hari
Waktu
Mata Pelajaran
Ket.
1
Jum’at
14.00 – 17.00
Materi

2
Sabtu
14.00 – 17.00
Materi & Praktek

3
Minggu
14.00 – 17.00
Praktek




6.      Ruang lingkup pembelajaran, metode, dan media yang digunakan.
a.      Ruang Lingkup Pembelajaran
Pembelajaran yang diberikan kepada warga belajar adalah materi dan keterampilan yang sesuai dengan yang dipilih oleh warga belajar. Ketika warga belajar memilih untuk mengikuti kelas keterampilan Menjahit, maka materi dan keterampilan yang diberikan adalah yang berkenaan dengan menjahit, begitupun dengan warga belajar yang memilih untuk mengikuti kelas keterampilan Mekanik, maka materi dan keterampilan yang diberikan adalah yang berkenaan dengan mekanik.
Dengan materi yang diberikan warga belajar diharapkan dapat memahami, menguasai, dan juga mempraktekannya (mencakup kognitif, afektif, psikomotor)

b.      Metode Yang Digunakan Dalam Pembelajaran
Ø  Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong warga belajar mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran ini dengan cara tutor memperlihatkan kepada seluruh warga belajar sesuatau proses yang sedang di ajarkan. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya. (dalam jadwal pelajaran yang memberikan materi)
Ø  Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana warga belajarmelakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini warga belajardiberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya (dalam mata pelajaran materi dan praktek)
Ø  Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada warga belajar, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada warga belajar. (dalam mata pelajaran praktek)

c.       Media Yang Digunakan.
Media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah menggunakan media sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Sebagaimana berikut:
1.      Media Visual : grafik,  chart, bagan, poster mengenai hal-hal yang berkaitan dengan menjahit dan mekanik.
2.      Media Audio : radio, tape recorder, mengenai langkah-langkah dalam menjahit dan mekanikal.
3.      Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus ketika menjelaskan materi.
4.      Media pembelajaran 3D (3 dimensi) dan alat peraga langsung ketika praktek.

7.      Teori Belajar Yang Menjadi Acuan adalah Aliran Humanistik  Bloom dan Krathowl
Dalam hal ini, Bloon dan Krathowl menunjukkan apa yang mungkin di kuasai (dipelajari)oleh siswa yang tercakup dalam tiga kawasan berikut:
a.       Kognitif
Kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu :
Ø  Pengetahuan ( mengingat dan menghafal )
Ø  Pemahaman ( menginterpretasikan )
Ø  Aplikasi ( menggunakan konsep untuk memecahkan suatu masalah )
Ø  Analisis ( menjabarkan suatu konsep )
Ø  Sintesis ( menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep utuh )
Ø  Evaluasi ( membandingkan nilai, ide, metode, dan sebagainya )
b.      Afektif
Afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu :
Ø  Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
Ø  Merespons (aktif berpartisipasi)
Ø  Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu)
Ø  Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercayai)
Ø  Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup)
c.       Psikomotorik
Psikomotor terdiri daari lima tingkatan, yaitu:
Ø  Peniruan (menirukan gerak)
Ø  Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
Ø  Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
Ø  Perangkaian (beberapa gerakan sekaligus gerakan dengan benar)
Ø  Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)

Saya mengacu kepada teori pembelajaran humanistic dikarenakan saya berharap dapat memberikan suatu pembelajaran yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga warga belajar tidak hanya paham mengenai materi tetapi juga dapat memaknai setiap materi yang telah disampaikan dan pada akhirnya setiap warga belajar dapat mempraktikan setiap materi dalam bentuk keterampilan dalam kehidupan sehari-harinya dan juga untuk mata pencahariannya.