BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Organisasi
itu abstrak ( kasat mata), walaupun banyak orang yang bekerja dan hidup dari
organisasi namun tidak seorangpun yang pernah melihat atau menyentuh
organisasi. Kita bisa melihat barang atau merasakan manfaat jasa yang diberikan
oleh suatu organisasi, bahkan mengenal siapa saja yang bekerja di dalamnya,
tetapi jarang sekali kita mengetahui apa alasan dan motivasi organisasi
tersebut menyediakan barang/jasa itu, atau bagaimana cara mengontrol dan
mempengaruhi para anggotanya. Semua itu tidaklah terlihat oleh mata banyak
orang yang berada di luar organisasi tersebut.
Sepintas pengorganisasian adalah
biasa dan lumrah dibicarakan. Yang tidak biasa adalah kenyataan sukarnya
kualitas sempurna pengorganisasian dicapai. Hal tersebut, karena salah satu
unsur yang termasuk sumber daya tidak lain manusia bahkan
manusia dalam keberadaannya sangat vital. Karena
berhasil atau tidaknya suatu organisasi adalah tergantung dari SDM selaku
pelaku dari organisasinya.
Setiap
organisasi jika ingin berjalan dengan baik maka diperlukan suatu
pengorganisasian yang baik pula. Termasuk pengorganisasian diperlukan dalam
Lembaga Kursus untuk dapat memastikan setiap program yang direncanakan dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Pengorganisasian juga sangat dibutuhkan di dalam kelas
untuk dapat membuat proses pembelajaran berjalan dengan baik. Maka dari itu,
kami menulis makalah ini untuk membahas mengenai pengorganisasian dalam suatu
organisasi yaitu Lembaga Kursus dan juga pengorganisasian di dalam kelas selama
proses pembelajaran berlangsung.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari makalah ini adalah sebagai barikut:
1. Apa itu pengorganisasian?
2. Apa saja prinsip pengorganisasian?
3. Bagaimana proses pengorganisasian?
4. Apa itu struktur organisasi?
5. Apa itu pengorganisasian Kelas?
6. Bagaimana pengorganisasian Lembaga Kursus “Dewa Komputer”?
7. Bagaimana Pengorganisasian Kelas di Lembaga Kursus “Dewa
Komputer”?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengorganisasian
Kata organisasi
mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau
kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan
pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan dengan
proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi
dialokasikan dan ditugaskan di antara para anggotanya agar tujuan organisasi
dapat tercapai dengan efisien.
Pengorganisasian
(organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan
tujuan organisasi, sumberdaya-sumberdaya yang dimilikinya, dan lingkungan yang
melingkupinya.
Istilah
pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah tersebut dapat
digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini :
1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang
paling efektif sumber daya keuangan , fisik , bahan baku , dan tenaga kerja
organisasi.
2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dimana
setiap pengelompokan didikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi
wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
3. Hubungan-hubungan antara fungsi , jabatan , tugas dan para
karyawan.
4. Cara dalam mana para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan wewenang yang
diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Pengorganisasian
(organizing) adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh
anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif di
antara mereka dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaanyang wajar
sehingga mereka bekerja secara efisien. Pengorganisasian juga dapat
didefinisikan sebagai suatu pekerjaan membagi tugas, mendelegasikan otoritas,
dan menetapkan aktivitas yang hendak dilakukan oleh manajer pada seluruh
hierarki organisasi. Oleh karena itu, dalam pengorganisasian diperlukan tahapan
sebagai berikut:
1. Menegetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai.
2. Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas
tertentu.
3. Klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis.
4. Memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak
diselesaikan, sarana dan prasarana fisik serta lingkungan yang diperlukan untuk
setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan.
5. Penunjukkan sumberdaya manusia yang menguasai bidang keahliannya.
6. Mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu kepada bawahan yang
ditunjuk.
B.
Prinsip Pengorganisasian
Prinsip adalah suatu pernyataan dan suatu kebenaran yang pokok,
yang memberikan suatu petunjuk kepada pemikiran dan tindakan. Prinsip merupakan
dasar meskipun tidak mutlak. Prinsip tidak sama dengan undang-undang dan tidak
berarti bahwa hasil yang sama akan terjadi dalam tiap situasi yang tampaknya
sama. Dalam aplikasi manajemen, prinsip adalah fleksibel karena prinsip
memperhatikan kondisi spesifik dan kondisi yang berubah. Prinsip merupakan
pedoman, prinsip membantu dalam pengertian dan aplikasi manajemen, prinsip
harus digunakan secar cermat dan bijak.
Prinsip-prinsip organisasi adalah :
1. Organisasi dan tujuan
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan
demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan.
2. Esensi organisasi
Tanggung
jawab pengorganisasian maupun tanggung jawab pelaksanaan selalu bersifat individual.
Tanggung jawab didelegasikan dari seseorang kepada oranglain. Individu yang
menerima tanggung jawab membentuk suatu kewajiban yang juga bersifat pribadi.
Apabila seorang manajer menerima jabatan, ia harus menerima dan memegang
tanggung jawab.
3. Tanggung jawab dan otoritas
Otoritas
harus seimbang dengan tanggung jawab, artinya seseorang yang diberi tanggung
jawab harus juga diberi otoritas untuk melaksanakan sesuatu yang diperlukan
guna memenuhi tanggung jawab mereka.
4. Spesialisasi untuk efisiensi
Organisasi
yang efektif membagi tanggung jawab dalam bagian sehingga mengadakan
spesialisasi dan menambah efisiensi dalam masing-masing bagian tersebut.
5. Rentang kendali
Rentang kendali adalah tingkat
pengendalian atau tingkat delegasi tanggung jawab. Prinsip ini menganggap bahwa
terdapat batas tertentu terhadap jumlah bawahan yang dapat dikelola ileh
seorang manajer.
Selain
prinsip yang telah didiskripsikan diatas, terdapat sejumlah prinsip yang
dipandangnya bermanfaat dalam mengelola organisasi. Prinsip tersebut memberikan
pedoman untuk menyusun suatu system tugas dan otoritas yang saling berkaitan. 5
prinsip structural yang dimaksud sebagai berikut :
1. Prinsip pembagian kerja
2. Prinsip satu arah
3. Prinsip sentralisasi
4. Prinsip otoritas dan tanggung jawab
5. Prinsip rantai komando
C.
Proses
Pengorganisasian
Menurut
Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri
dari lima langkah:
1.
Merinci
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
2.
Membagi
beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai dapat
dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
3.
Mengkombinasi
pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien
4.
Penetapan
mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan
yang harmonis
5.
Memantau
efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
D.
Struktur
Organisasi
Stoner
dan Wankell (1986:243) membatasi bahwa struktur organisasi adalah susunan dan hubungan
antarbagian komponen dan posisi dalam suatu perkumpulan (Organizational
structure can defined as the arrangement and interrelationship of the component
parts and positions of a company). Struktur organisasi dapat didefinisikan
sebagai mekanisme-mekanisme formal dimana organisasi dikelola. Struktur
organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang
yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi.
Faktor-faktor
utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah:
1.
Strategi
organisasi untuk mencapai tujuannya.
2.
Teknologi
yang digunakan
3.
Anggota dan
orang-orang yang terlibat dalam organisasi
4.
Ukuran
organisasi
Sedangkan
unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari:
1.
Spesialisasi
kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dalam organisasi.
2.
Standarisasi
kegiatan yang digunakan organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan
seperti yang direncanakan
3.
Koordinasi
kegiatan yang mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan kerja organisasi
4.
Sentralisasi
dan desentralisasi pembuatan keputusan
5.
Ukuran
satuan kerja menunjukkan jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja.
Bagan
organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau
posisi-posisi organisasi dan menunjukkan hubungan di antaranya. Bagan
organisasi memperlihatkan lima aspek utama suatu struktur organisasi:
1.
Pembagian
kerja.
2.
Manajer dan
bawahan atau rantai perintah.
3.
Tipe
pekerjaan yang dilaksanakan
4.
Pengelompokkan
segmen-segmen pekerjaan
5.
Tingkatan
manajemen
Adapun terdapat
beberapa macam bentuk struktur organisasi yaitu :
1. Struktur
organisasi lini
2. Struktur
organisasi lini dan staff
3. Struktur
organisasi fungsional
4. Struktur
organisasi lini dan fungsional
5.
Organisasi Matrik
E.
Pengorganisasian
Kelas
Menurut Winataputra (2003), menyatakan bahwa
Pengorganisasian Kelas adalah serangkaian kegiatan guru yang ditujukan untuk
mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan menghilangkan
tingkah laku siswa yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal
yang baik dan iklim sosio- emosional yang positif , serta menciptakan dan memelihara
organisasi kelas yang produktif dan efektif.
1.
Penataan Ruang Kelas
Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari
iklim kelas yang dapat menciptakan suasana belajar yang menggairahkan, untuk
itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan ruang kelas dan isinya, selama
proses pembelajaran. Lingkunagan kelas perlu ditata dengan baik sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, dan
antar siswa. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003: 9.22) yaitu:
a.
Visibility ( Keleluasaan Pandangan)
Visibility
artinya penempatan dan penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu
pandangan siswa, sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru, benda atau
kegiatan yang sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang semua
siswa kegiatan pembelajaran.
b.
Accesibility (mudah dicapai)
Penataan
ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang-barang
yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Selain itu jarak antar tempat duduk
harus cukup untuk dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat bergerak dengan mudah
dan tidak mengganggu siswa lain yang sedang bekerja.
c.
Fleksibilitas (Keluwesan)
Barang-barang
di dalam kelas hendaknya mudah ditata dan dipindahkan yang disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran. Seperti penataan tempat duduk yang perlu dirubah jika
proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, dan kerja kelompok.
d.
Kenyamanan
Kenyamanan
disini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan kepadatan kelas.
e.
Keindahan
Prinsip
keindahan ini berkenaan dengan usaha guru menata ruang kelas yang menyenangkan
dan kondusif bagi kegiatan belajar. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan
dapat berengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.
Penyusunan dan
pengaturan ruang belajar hendaknya memungkinkan anak duduk bekelompok dan
memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu dan memantau tingkah
laku siswa dalam belajar. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal berikut perlu
diperhatikan menurut Conny Semawan,dkk. (udhiezx.wordpress: 3) yaitu:
a.
Ukuran bentuk kelas
b.
Bentuk serta ukuran
bangku dan meja
c.
Jumlah siswa dalam
kelas
d.
Jumlah siswa dalam
setiap kelompok
e.
Jumlah kelompok dalam
kelas
f.
Komposisi siswa dalam
kelompok (seperti siswa yang pandai dan kurang pandai, pria dan wanita).
2.
Tempat Duduk Siswa
Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang
yang diperlukan oleh siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam proses
belajar di kelas di sekolah formal.tempat duduk dapat mempengaruhi proses
pembelajaran siswa, bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu rendah, tidak
terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan tubuh
siswa. Maka siswa akan merasa nyaman dan dapat belajar dengan tenang.
Bentuk dan ukuran tempat yang digunakan
bermacam-macam, ada yang satu tempat duduk dapat di duduki oleh seorang siswa,
dan satu tempat yang diduduki oleh beberapa orang siswa. Sebaiknya tempat duduk
siswa itu mudah di ubah-ubah formasinya yang disesuaikan dengan kebutuhan
kegiatan pembelajaran. Untuk ukuran tempat dudukpun sebaiknya tidak terlalu
besar ataupun terlalu kecil sehingga mudah untuk diubah-ubah dan juga harus
disesuaikan dengan ukuran bentuk kelas.
Berikut ini adalah beberapa jenis formasi
tempat duduk siswa dikelas:
a. Huruf U
Formasi kelas bentuk huruf U sangat menarik dan mampu
mengaktifkan para siswa, sehingga mampu membuat mereka antusias untuk mengikuti
pelajaran. Dalam hal ini guru adalah orang yang paling aktif dengan bergerak
dinamis ke segala arah dan langsung berinteraksi secara langsung, sehingga akan
mendapatkan respon dari pendidik secara langsung.
b. Corak Tim
Pada model ini, meja-meja dikelompokkan setengah lingkaran
atau oblong di ruang tengah kelas agar memungkinkan guru melakukan interaksi
dengan setiap tim (kelompok siswa). Guru dapat meletakkan kursi-kursi
mengelilingi meja-meja guna menciptakan suasana yang akrab. Siswa juga dapat
memutar kursi melingkar menghadap ke depan ruang kelas untuk melihat guru atau
papan tulis.
c. Meja Koferensi
Formasi konferensi sangat bagus digunakan dalam metode debat
saat membahas suatu permasalahan yang dilontarkan oleh pendidik, kemudian
membiarkan para siswa secara bebas mengemukakan berbagai pendapat mereka.
Denagn begitu akan didapatkan sebuah kesimpulan atau bahkan dapat memunculkan
permasalahan baru yang bisa dibahas lagi pada pertemuan berikutnya.
d.
Lingkaran
Dalam model ini, tempat duduk siswa disusun dalam bentuk
lingkaran sehingga mereka dapat berinteraksi berhadap-hadapan secara langsung.
Model lingkaran seperti ini cocok untuk diskusi kelompok penuh.
e.
Susunan Chevron
Bentuk cevron mungkin bisa sangat membantu dalam usaha
mengurangi jarak di antarsiswa maupun antar siswa dengan guru, sehingga siswa
dan guru mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap lingkungan kelas dan
mampu aktif dalam pembelajaran di kelas. Formasi ini memberikan sudut pandang
baru bagi siswa, sehingga mereka mampu menjalani proses belajar-mengajar dengan
antusias, menyenangkan, dan terfokus.
f. Auditorium
Formasi auditorium merupakan tawaran alternative dalam
menyusun ruang kelas. Meskipun bentuk auditorium menyediakan lingkungan yang
sangat terbatas untuk belajar aktif, namun hal ini dapat dicoba untuk mengurangi
kebosanan siswa yang terbiasa dalam penataan ruang secara konvensional
(tradisional). Jika tempat duduk sebuah kelas dapat dengan mudah
dipindah-pindahkan, maka guru dapat membuat bentuk pembelajran ala auditorium
untuk membentuk hubungan yang lebih erat, sehingga memudahkan siswa melihat
guru.
g. Tradisional
Formasi Tradisional adalah formasi yang biasa kita temui
dalam kelas-kelas tradisional yang memungkinkan para siswa duduk berpasangan
dalam satu meja dengan dua kursi. Namun, model ini sangat memiliki keterbatasan
yaitu pandangan teman yang berada di kelas terutama di belakang sering
terganggu. Mobilitas siswa juga tidak bisa leluasa.
F. Pengorganisasian
Lembaga Kursus “Dewa Komputer”
1. Uraian Tugas/Pekerjaan
a. Pimpinan/Direktur
1) Selaku pemimpin.
2) Selaku administrator mempunyai tugas menyelenggarakan
administrasi.
3) Selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervise.
4) Dalam melaksanakan tugasnya pimpinanb dapat mendelegasikan kepada tutor
atau tenaga lain yang ditunjuk.
b. Bendahara
1) Menerima dan mengelola pembayaran
kursus / biaya adm. Dari kasir.
2) Membuat laporan pembukuan/
laporan keuangan kursus.
3) Membuat laporan / usulan peserta
kursus yang mendapat bantuan/ keringanan/bea peserta kursus.
4) Melayani dan mengelola pembayaran
honorarium tutor dan pegawai setiap bulan dengan tertib.
5) Mengelola berkas/arsip setiap
laporan keuangan kursus dengan tertib dan baik.
6) Melaksanakan tugas lain yang relevan
dari atasan langsung
c. Sekretaris
1) Menyiapkan dan melayani kebutuhan
perlengkapan, sarana prasarana peserta kursus.
2) Mengelola berkas kehadiran peserta
kursus, mutasi masuk dan ke luar, drop out dengan tertib.
3) Mengelola berkas dokumen peserta
kursus yang telah berhasil lulus ujian tertib.
4) Membantu mengelola berkas surat
masuk dan keluar.
5) Mengadministrasi dengan baik
6) Melayani/menggandakan modul
untuk peserta kursus dalam persiapan kursus setiap hari.
7) Membuat dan mengelola data statistik
keadaan peserta kursus, dengan tertib.
8) Merekap kehadiran peserta kursus dan
melaporkan setiap akhir bulan.
9) Membantu mengerjakan jasa
pengetikan.
10) Menerima tugas lain yang relevan
dari pimpinan.
d. Penjaga Malam (Security)
1) Menjaga keamanan, kebersihan,
keindahan di lingkungan kursus setelah proses belajar selesai.
2) Menghidupkan/mematikan
listrik dan air sesuai kebutuhan.
3) Segera melaporkan secepatnya kepada
pimpinan/pihak yang berwenang apabila terjadi gangguan keamanan, kehilangan,
dsb.
4) Bekerja sama dengan petugas penjaga
keamanan dan ketertiban di lingkungan lembaga.
5) Melaksanakan tugas lain yang relevan
dari atasan.
e. Teknisi
1) Merawat dan memperbaiki alat
praktek/komputer, mesin pengganda dan melaporkan kepada pimpinan.
2)
Membuat laporan
kebutuhan alat praktek, dan bahan-bahan pendukung lainnya untuk kegiatan lab.
Komputer.
3)
Menjaga dan merawat
keber sihan ruangan lab. Komputer.
4)
Mengelola inventaris
lab. Kom puter dengan memberi nomor kode barang.
5) Melaksanakan tugas lain yang relevan
dari atasan.
g. Pengajar/Tutor
1) Membantu membersihkan dan
memper-siapkan ruang kursus sebelum dan sesudah kursus selesai.
2) Mempersiapkan diri secara fisik dan
mental.
3) Mempersiapkan bahan ajar sesuai
kurikulum.
4) Melaksanakan program pengajaran dan
menggunakan metode yang relevan.
5) Mengadakan evaluasi / penilaian.
6) Mengisi daftar hadir siswa.
7) Melaporkan pencapaian target
kuri-kulum.
8) Membuat catatan-catatan khusus bagi
peserta yang perlu mendapat perhatian.
9) Mempunyai target peningkatan mutu
siswa.
10) Membimbing peserta kursus dengan
aktif.
11) Merencanakan soal-soal/latihan dan
modul bagi peserta.
12) Merencanakan calon peserta ujian.
13) Memberikan laporan berkala kepada
pimpinan bagi peserta yang kurang aktif dan bagi peserta yang berprestasi.
14) Membantu tugas-tugas karyawan pada
saat dibutuhkan.
15) Melaksanakan tugas lain yang relevan
dari atasan.
G.
Pengorganisasian
Kelas di Lembaga Kursus “Dewa Komputer”
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di Lembaga Kursus “Dewa Komputer”
menggunakan tata letak/formasi bangku yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran.
1.
Saat pemberian materi menggunakan formasi auditorium
2.
Saat pelaksanaan demonstrasi sebelum praktek menggunakan formasi
lingkaran
3.
Saat pelaksanaan
praktek menggunakan formasi chevron
BAB
III
STUDI
DOKUMENTASI
BAB IV
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah yang telah kami
tulis adalah sebagai berikut:
1. Pengorganisasian
(organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan
tujuan organisasi, sumberdaya-sumberdaya yang dimilikinya, dan lingkungan yang
melingkupinya.
2. Prinsip-prinsip organisasi adalah :
a. Organisasi dan tujuan
b. Esensi organisasi
c. Tanggung jawab dan otoritas
d. Spesialisasi untuk efisiensi
e. Rentang kendali
3. Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses
pengorganisasian terdiri dari lima langkah
4. Stoner dan Wankell (1986:243) membatasi bahwa struktur organisasi
adalah susunan dan hubungan antarbagian komponen dan posisi dalam suatu
perkumpulan (Organizational structure can defined as the arrangement and
interrelationship of the component parts and positions of a company).
5.
Menurut Winataputra (2003),
menyatakan bahwa Pengorganisasian Kelas adalah serangkaian kegiatan guru yang
ditujukan untuk mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan
menghilangkan tingkah laku siswa yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan
interpersonal yang baik dan iklim sosio- emosional yang positif , serta menciptakan dan
memelihara organisasi kelas yang produktif dan efektif.
6. Setiap posisi dalam organisasi di Lembaga Kursus “Dewa
Komputer” memiliki tugas dan wewenang masing-masing.
7.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di Lembaga
Kursus “Dewa Komputer” menggunakan tata letak/formasi bangku yang berbeda
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
B.
Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian dalam setiap organisasi termasu didalamnya
adalah Lembaga Kursus maka perlu
kiranya masalah ini diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah
mamahami pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di
lapangan agar setiap organisasi yang dijalankan dapat
berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen.
Yogyakarta: BPFE.
Siswanto, H.B. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Majid, Abdul. 2005. Perencanaan
pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.
Popham, W. James. 1992. Teknik
mengajar secara sistematis. Jakarta: Rineka Cipta.
Setiawan, Conny dkk. 1985. Pengelolaan
kelas. Jakarta: Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar