1.
Probability Sampling
(Menggunakan Prinsip Random)
a.
Cluster
Random Sampling
Teknik ini digunakan apabila ukuran populasinya
tidak diketahui dengan pasti, sehingga tidak memungkinkan untuk dibuatkan
kerangka samplingnya, dan keberadaannya tersebar secara geografis atau
terhimpun dalam klaster-klaster yang berbeda-beda.
Keuntungan menggunakan teknik ini ialah jika
kluster-kluster didasarkan pada perbedaan geografis maka biaya penelitiannya
menjadi lebih murah. Karakteristik kluster dan populasi dapat diestimasi.
Kelemahannya ialah membutuhkan kemampuan untuk
membedakan masing-masing anggota populasi secara unik terhadap kluster, yang
akan menyebabkan kemungkinan adanya duplikasi atau penghilangan
individu-individu tertentu.
Tujuan penelitian adalah agar dapat mengembangkan dengan
menggunakanmetode yang matematis dengan teori-teori atau adanya hipotesis yang
berkaitan dengan suatu kejadian atau fenomena yang terjadi.
b.
Stratified Random Sampling
Teknik sampling ini digunakan apabila populasinya
tidak homogen (heterogen). Makin heterogen suatu populasi, makin besar pula
perbedaan sifat-sifat antara lapisan tersebut.Untuk dapat menggunakan
teknik sampling random strata, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara
lain (Singarimbun dan Effendi, 1989:162-163):
1) Harus
ada kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk
menstratifikasi populasi ke dalam lapisan-lapisan.
2) Harus
ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang dipergunakan untuk
menstratifikasi. Jumlah satuan elementer dari setiap strata (ukuran setiap
subpopulasi) harus diketahui dengan pasti. Hal ini diperlukan agar peneliti dapat
membuat kerangka sampling untuk setiap subpopulasi atau strata yang akan
dijadikan sumber dalam menentukan sampel atau responden.
Sampel strata terdiri dari dua macam, yaitu:
1) Sampel
strata proporsional
Teknik sampling random strata proporsional digunakan
apabila proporsi ukuran subpopulasi atau jumlah satuan elementer dalam setiap
strata relatif seimbang atau relatif sama besar. Dalam sampel strata
proporsional, dari setiap strata diambil sampel yang sebanding dengan besar
setiap strata dengan berpatokan pada pecahan sampling (sampling fraction)
yang sama yang digunakan. Pecahan sampling adalah angka yang
menunjukkan persentase ukuran sampel yang akan diambil dari ukuran populasi
tertentu.
Cara pengambilan sample dilakukan dengan menyeleksi
setiap unit sampling yang sesuai dengan ukuran unit sampling. Keuntungannya
ialah aspek representatifnya lebih meyakinkan sesuai dengan sifat-sifat ynag
membentuk dasar unit-unit yang mengklasifikasinya, sehingga mengurangi
keanekaragamannya. Karakteristik-karakeristik masing-masing strata dapat
diestimasikan sehingga dapat dibuat perbandingan. Kerugiannya ialah
membutuhka informasi yang akurat pada proporsi populasi untuk masing-masing
strata. Jika hal tersebut diabaikan maka kesalahan akan muncul.
2) Sampel
strata disproporsional
Pada Sampel Strata Disproporsional, ukuran sampel
yang diambil dari setiap subpopulasi (strata) sama besarnya, yang berbeda
adalah pecahan samplingnya. Strategi pengambilan sample sama dengan
proporsional. Perbedaanya ialah terletak pada ukuran sample yang tidak
proporsional terhadap ukuran unit sampling karena untuk kepentingan
pertimbangan analisa dan kesesuaian.
c.
Simple
Random Sampling
Sampel acak sederhana adalah sebuah sampel yang
diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementer
dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
Dalam menggunakan Teknik Sampling Random Sederhana
ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain (Singarimbun dan
Effendy, 1989):
1)
Harus tersedia kerangka
sampling atau memungkinkan untuk dibuatkan kerangka samplingnya (dalam kerangka
sampling tidak boleh ada unsur sampel yang dihitung dua kali atau lebih).
2)
Sifat populasinya harus
homogen, jika tidak, kemungkinan akan terjadi bias.
3)
Ukuran populasinya
tidak tak terbatas, artinya harus pasti berapa ukuran populasinya.
4)
Keadaan populasinya
tidak terlalu tersebar secara geografis.
Teknis pelaksanaannya ada dua cara, yakni:
1)
Dengan mengundi
unsur-unsur penelitian atau satuan-satuan elementer dalam populasi.
2)
Dengan menggunakan
Tabel Angka Random.
d.
Teknik
Sampling Random Sistematik (Systematic
Random Sampling)
Apabila ukuran populasinya sangat besar, hingga
tidak memungkinkan dilakukan pemilihan sampel dengan cara pengundian, maka
teknik sampling random sederhana tidaklah tepat untuk digunakan.
2.
Non Probability Sampling(Tidak Menggunakan Prinsip
Random)
Dalam menentukan sampel dengan menggunakan taknik
sampling nonrandom, tidak menggunakan prinsip kerandoman (prinsip teori
peluang). Dasar penentuannya adalah pertimbangan-pertimbangan tertentu dari
peneliti atau dari penelitian. Sebagai konsekuensinya, teknik sampling
nonrandom ini tidak dapat digunakan apabila penelitian kita dirancang sebagai
sebuah penelitian eksplanatif yang akan menguji hipotesis tertentu, misalnya
penelitian korelasional, karena rumus uji statistik inferensial tidak dapat
diterapkan untuk data yang berasal dari sampel nonrandom. Ada beberapa jenis
sampel nonrandom yang sering digunakan dalam penelitian sosial/penelitian
komunikasi, di antaranya adalah:
1.
Sampel Aksidental (accidental
sampling). Sampel ini sering disebut sebagai sampel kebetulan yang
pengambilannya didasarkan pada pertimbangan kemudahan bagi peneliti (bukan
penelitian),
2.
Sampel Kuota (quota
sampling). Teknik sampling kuota merupakan teknik sampling yang sejenis
dengan teknik sampling strata. Perbedaannya adalah ketika mengambil sampel dari
setiap strata tidak menggunakan cara-cara random, tetapi menggunakan cara-cara
kemudahan (convenience). Caranya, tentukan ukuran sampel dari masing-masing
strata lalu teliti siapa sejumlah orang yang sesuai dengan ukuran sampel yang
ditentukan tadi, siapa saja asal berasal dari strata tersebut.
3.
Sampel Purposif (purposeful
sampling). Teknik ini disebut juga judgemental sampling atau sampel
pertimbangan bertujuan. Dasar penetuan sampelnya adalah tujuan penelitian.
Sampel ini digunakan jika dalam upaya memperoleh data tentang fenomena atau
masalah yang diteliti memerlukan sumber data yang memilki kualifikasi spesifik
atau kriteria khusus berdasarkan penilaian tertentu, tingkat signifikansi
tertentu.
4.
Sampel Bola Salju
(Snowball). Memilih
unit-unit yang mempunyai karakterisitik langka dan unit-unit tambahan yang
ditunjukkan oleh responden sebelumnya. Keuntungannya ialah hanya digunakan
dalam situasi-situasi tertentu. Kelemahannya ialah keterwakilan dari
karakteristik langka dapat tidak terlihat di sample yang sudah dipilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar