BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perencanaan merupakan salah satu
fungsi pokok manajemen yang pertama harus dijalankan. Sebab tahap awal dalam
melakukan aktivitas perusahaan sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi
perusahaan adalah dengan membuat perencanaan. Dalam kaitannya dengan PLS,
perencanaan tidak akan terlepas dari keterlibatan antara tutor dengan warga
belajar. Karena dalam perencanaan PLS, seluruh program atau kegiatan yang
hendak dilaksanakan dirumuskan secara bersama-sama antara tutor dengan warga
belajar. Hal ini dapat mempermudah tutor dan warga belajar dalam mengikuti
berbagai program yang telah dirumuskan bersama itu.
Langkah-langkah
perencanaan PLS dirumuskan untuk mengetahui berbagai aspek yang berhubungan
dengan warga belajar. Langkah-langkah perencanaan PLS itu sendiri dapat
dikatakan sebagai bentuk adaptasi yang telah tercipta antara tutor dengan warga
belajar. Dan dalam langkah perencanaan, melibatkan warga belajar sebagai aspek
yang sangat berperan dalam pelaksanaan program.
B.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana keadaan
daerah di Kampung Cijami?
b.
Bagaimana penetapan
sasaran didik, kebutuhan warga belajar, dan tujuan belajar?
c.
Bagaimana perancangan sistem
penyampaian pendidikan yang memadai?
d.
Bagaimana
implementasi, evaluasi dan adaptasi yang terus-menerus?
C.
Tujuan
a.
Untuk mengetahui langkah-langkah
perencanaan.
b.
Untuk mengembangkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
c.
Untuk mengetahui berbagai informasi yang ada
di Kampung Cijami yang berkaitan dengan perencanaan PLS.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Langkah-Langkah Perencanaan PLS
1.
Mendiagnosa Keadaan Daerah Tertentu
Langkah pertama
dalam langkah perencanaan PLS ini studi kelayakan yang dimaksudkan untuk melihat kondisi
daerah yang akan dijadikan sebagai lokasi sasaran. Mengumpulkan berbagai
informasi yang dapat dijadikan sebagai latar belakang. Dalam hal ini
aspek-aspek yang perlu di diagnosa antara lain :
a.
Kondisi Demografi
Kondisi demografi merupakan kondisi yang meliputi jumlah
penduduk, usia produktif-usia non produktif, usia subur, status ekonomi, status
pendidikan.
Dalam hal ini, kelompok kami memaparkan
informasi dari kondisi demografi di Kampung Cijami. Yang antara lain :
Jumlah penduduk : perkiraan jumlah penduduk 180
orang
Usia produktif : 70 orang
Usia belum
produktif : 110 orang
b.
Kondisi Pembangunan
Kondisi pembangunan lebih mengarah kepada berbagai
perkembangan pembagunan yang terdapat disana, diantaranya :
-
Yang sudah ada :
·
Sekolah Dasar (SD) : 1
·
Masjid : 1
·
Posyandu : 1
-
Yang sedang dibangun :
·
Pesantren : 1
·
Majelis : 1
-
Yang akan dibangun :
·
Asrama pesantren
·
Jembatan
c.
Kondisi Alam
Kondisi alam lebih kepada keadaan alam yang dimana pada
kampung Cijami, berpotensi pada pertanian padi hanya saja terdapat berbagai
kendala yang sering terjadi, salah satunya adalah kekeringan atau kemarau.
Selain itu, di Kampung Cijami terdapat pula potensi alam perkebunan kelapa yang
dimana dari kepala itu bisa dimanfaatkan, seperti : daunnya bisa dijadikan
sebagai sapu lidi, serabut kepala bisa dimanfaatkan untuk mencuci piring, batok
kepala bisa dimanfaatkan untuk berbagai kerajinan (gayung dan keterampilan
lainnya), buah kepala bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan, air kelapa tua bisa
dimanfaatkan untuk membuat nata de coco.
d.
Kondisi manusia
Masyarakat di Kampung Cijami berada pada tuntutan ekonomi,
yaitu banyaknya presepsi masyarakat yang lebih mementingkan ekonomi
dibandingkan pendidikan.
2.
Menetapkan prioritas sasaran didik
Penetapan prioritas sasaran didik ini meliputi :
a.
Identifikasi calon warga
belajar
Presepsi masyarakat yang masih banyak menganggap bahwa pendidikan
bukanlah suatu hal yang utama, mereka mempunyai pemikiran mengikuti pendidikan
hanya menghabiskan biaya dan mereka juga mengatakan banyak orang yang
berpendidikan tinggi tapi tetap menganggur juga, bagi mereka yang terpenting
adalah memiliki pekerjaan agar dapat memenuhi kebutuhan mereka.
b.
Kebutuhan
Kebutuhan
warga belajar di kampung Cijami yaitu kebutuhan akan keterampilan, karena
mayoritas masyarakat di kampung tersebut hanya menjadi seorang buruh tani
sehingga mereka hidup dalam ketergantungan.
c.
Tujuan Belajar
Tujuan belajar warga belajar yaitu :
Ø Dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup.
Ø Mendapat pengetahuan dan keterampilan baru.
Ø Mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap pertanian.
Ø Memotivasi semangat masyarakat dalam berwirausaha.
d.
Metode atau teknik identifikasi
-
Metode observasi
Didalam artian
penelitian, observasi adalah
mengadakan pengamatan secara langsung, observasi dapat dilakukan dengan tes,
kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah
daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
-
Metode wawancara
Wawancara
atau interview digunakan oleh seseorang untuk menilai keadaan seseorang,
misalnya untuk mencari data tentang latar belakang murid, orang tua,
pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu dan yang lainnya.
-
Metode pembelajaran kooperatif
Metode ini
bertujuan untuk mengembangkan warga belajar yang mempunyai keunggulan
berinteraksi dan bekerja sama untuk menguasai suatu konsep atau keterampilan
bukan saja untuk diri sendiri tetapi juga untuk rekan yang lain sehingga
memotivasi semua warga belajar
-
Metode interaktif
Metode ini
adalah suatu kaidah yang melibatkan interaksi antara tutor dan warga belajar,
antar warga belajar dengan media pembelajaran atau warga belajar dengan
lingkungannya.
3.
Merancang sistem pencapaian yang memadai
a.
Jadwal kegiatan keterampilan
Jadwal kegiatan
yang akan dilaksanakan di tentukan oleh warga belajar dan totor dengan melihat
pada kesibukkan masing-masing masyarakat, hal ini agar penjadwalan dapat
diterima oleh semua pihak.
Bulan Desember Tahun 2013
Pertemuan Minggu ke-1
|
||
Hari/tanggal
|
Pukul
|
Kegiatan
|
Sabtu/
(07 Desember 2013)
|
10.00-12.00 WIB
|
Pengenalan potensi SDA
yang tersedia
|
Minggu/
(08 Desember 2013)
|
10-12.00 WIB
|
Pengenalan media
belajar
|
Pertemuan Minggu ke-2
|
|
|
Hari/tanggal
|
Pukul
|
Kegiatan
|
Sabtu/
(14 Desemer 2013)
|
10.00-12.00 WIB
|
Praktik ke
lapangan (dengan arahan dari tutor)
-
Mengolah lahan pertanian
|
Minggu/
(15 Desember 2013)
|
10.00-12.00 WIB
|
Membuat aneka makanan
dari SDA yang tersedia (mengembangkan keterampilan)
|
Pertemuan Minggu ke-3
|
||
Hari/tanggal
|
Pukul
|
Kegiatan
|
Disesuaikan
|
Disesuaikan
|
Menjual hasil keterampilan
|
b.
Faktor penghambat atau
keterbatasan
Faktor penghambat
merupakan masalah atau kendala yang dihadapi pada saat dan akan berlangsungnya
kegiatan pembelajaran dan kendala yang dihadapi
adalah sebagai berikut :
-
Biaya : penggunaan biaya harus tepat sasaran sesuai dengan yang telah
direncanakan.
-
Minat warga belajar : harus
terdapat kesesuaian atau adaptasi.
-
Sarana & prasarana : tempat pelaksanaan
kegiatan ditetapkan oleh kesepakatan bersama (warga belajar dan tutor).
-
Alat-alat :
·
Penggilingan padi,
·
Kompor minyak atau gas,
·
Alat cetakan rengginang.
4.
Implementasi
Warga belajar bersama fasilitator
terjun langsung ke lapangan untuk mengolah pertanian yang baik dan benar,
melatih warga belajar untuk mengolah SDA yang tersedia di kampung Cijami, mengembangkan
keterampilan yang dimiliki oleh warga belajar, melatih berwirausaha dari hasil
pertanian, melatih penjualan (marketing).
a.
Evaluasi
Evaluasi yang dimaksudkan disini adalah
kegiatan untuk menilai pencapaian tujuan program sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Disamping itu pula dengan evaluasi dapat dilakukan untuk
penyempurnaan program setelah mengetahui apa yang harus disempurnakan dan
bagaimana menyempurnakannya.
-
Evaluasi pada setiap pertemuan
·
Melihat reaksi warga belajar,
·
Mengetahui pemahaman akan
pengetahuan warga belajar,
·
Penyesuaian metode belajar.
-
Evaluasi per-minggu
·
Melihat perkembangan warga
belajar.
-
Evaluasi akhir
Melihat
hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan
(kognitif, afektif dan psikomotorik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar