BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ketika
satu individu bergabung dengan individu lainnya, maka dapat dikatakan
penggabungan tersebut adalah kelompok. Karena pengertian kelompok itu sendiri merupakan suatu unit yang terdiri atas dua orang
atau lebih yang berinteraksi dan mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan
tertentu. Definisi ini memiliki tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang
atau lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular.
Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang sama.
Dalam
suatu kelompok yang terdiri dari lebih dari satu orang maka akan banyak sekali
dinamika didalamnya, karena setiap orang akan memiliki pemikiran dan pandangan
berbeda-beda dalam menentukan tujuan di dalam kelompoknya. Oleh karena itu,
makalah ini akan menjelaskan mengenai konsep dasar kelompok, agar dapat lebih
memahami perbedaan-perbedaan yang terdapat di dalam setiap kelompok yang
terbentuk terutama dalam bimnbingan dan konseling kelompok.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
definisi dari kelompok?
2. Apa
saja macam-macam kelompok?
3. Apa
saja karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing kelompok?
4. Apa
yang dimaksud dengan interaksi kelompok?
5. Apa
pengaruh semangat dan produktivitas dalam kelompok?
6.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kelompok
Ada banyak sekali
pengertian kelompok yang walaupun pada dasarnya secara arti setiap pengertian
yang dikemukakan adalah sama. Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang
kelompok:
1. Kelompok
adalah kesatuan dua atau lebih individu, yang saling berinteraksi, yang
memungkinkan terjadinya interstimulasi dan respon untuk mencapai tujuan
bersama.
2. Kelompok
dalam rangka bimbingan kelompok adalah bukan satu himpunan individu-individu
yang karena satu atau lain alas an tergabung bersama, melainkan satuan unit
orang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berinteraksi dan
berkomunikasi secara intensif satu sama lain ketika berkumpul, saling
tergantung dalam proses kerjasama, dan mendapat kepuasan pribadi dari interaksi
psikologis dengan seluruh anggota yang tergabung dalam satuan itu.
B.
Macam-macam
Kelompok
Di
dalam psikologi sosial dikenal beberapa macam kelompok. Pembagian
kelompok-kelompok ini sesuai dengan dasar pengelompokannya. Menurut tujuan dari
beberapa kelompok maka kelopok dapat dibedakan menjadi tujuh jenis kelompok
yaitu:
1.
Kelompok
Primer Dan Kelompok Sekunder
Kelompok Primer merupakan
kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal
dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan. Menurut Goerge Homans kelompok primer merupakan sejumlah
orang yang terdiri dari beberapa orang yang sering berkomunikasi dengan lainnya
sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa
melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama,
dan lain-lain.
Di
sisi lain, kelompok sekunder adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri atas
banyak orang, antara dengan siapa hubungannya tida perlu berdasarkan pengenalan
secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng. Dalam kelompok
sekunder, hubungan sosial bersifat formal, impersonal dan segmental (terpisah),
serta didasarkan pada manfaat (utilitarian). Seseorang tidak
berhubungan dengan orang lain sebagai suatu pribadi, tetapi sebagai seseorang
yang berfungsi dalam menjalankan suatu peran. Kualitas pribadi tidak begitu
penting, tetapi cara kerjanya.
2.
Psyche-Group
dan Socio Group
Psyche-Group
adalah kelompok yang memiliki dasar hubungan pribadi yang cukup mendalam.
Hubungan di antara anggota-anggota kelompok sangat bersifat pribadi. Anggota
dari Psyche-Group biasanya tidak besar, mungkin hanya dua, tiga, atau empat
orang saja. Juga kelompok ini bersifat tidak formal. Tidak jarang Psyche-Group
terbentuk karena persamaan nasib atau persamaan penderitaan.
Sedangkan Socio-Group adalah adalah kelompok
yang memiliki dasar hubungan yang kurang bersifat pribadi, kelompok ini
dibentuk dengan tujuan-tujuan yang lebih umum. Socio-Group mempunyai tujuan
yang lebih bersifat social, lebih bersifat umum dan terbentuk sacara formal.
3.
Kelompok
Permanen dan Kelompok Temporer
Kelompok permanen adalah kelompok yang
masa ikatannya berlangsung lama, sedangkan kelompok temporer adalah kelompok
yang masa ikatannya berlangsung dalam suatu periode yang singkat. Yang
menentukan permanen tidaknya suatu kelompok adalah tujuannya, kalau tujuannya
cukup sederhana karena lahir dari suatu kebutuhan yang sederhana juga, tujuan
tersebut dapat dicapai dengan satu kegiatan saja, maka kelompok itu berkhir
setelah tujuan tersebut tercapai. Contoh kelompok temporer antara lain pentas seni dalam
rangka memperingati HUT kemerdekaan Republik Indonesia, hanya akan dilakukan
sekitar minggu ketiga sampai ke empat bulan agustus setelah bulan agustus
berahir maka pentas seni berahir.
Kelompok permanen memiliki tujuan yang
lebih jauh,lebih luas membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mencapainya
dengan melalui banyak kegiatan. Misalnya untuk mencapai suatu jenjang
pendidikan (SLTP/MTs/SMU/SMK/MA) diperlukan kegiatan kurikuler, kokurikuler dan
berbagai komponen lain yang semuanya diprioritaskan untuk mencapai hasil
prestasi belajar yang optimal.
4.
Kelompok
Formal Dan Kelompok Informal
Kelompok formal biasanya dibentuk
berdasarkan tujuan dan aturan tertentu yang bersifat resmi ( dan tertulis ).
Gerak dan kegiatan kelompok formal pun diatur dan tidak boleh menyimpang dari
ketentuan itu. Aturan ini biasanya tertulis dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Keberadaan kelompok informal tidak
didasarkan atas hal-hal yang bersifat resmi seperti diatas, melainkan
berdasarkan pada kemauan, kebebasan, dan selera orang-orang yang terlibat didalamnya.
5.
Kelompok
Terorganisasi dan Tidak Terorganisasi
Kelompok yang terorganisasikan adalah suatu kelompok dimana terdapat
pembagian peranan dan tugas yang jelas dan tegas. Setiap anggota kelompok
mengetahui apa tugasnya dan apa tugas orang lain, bagaimana kerjasama antara
seorang anggota dengan anggota yang lain, peranan dan tugas tersebut berjalan
sebagaiamana yang telah ditentukan. Kelompok ini juga ditandai oleh fungsi
kepemimpinan yang tegas, yang mengatur memberi kemudahan dan mengawasi
dijalankannya peranan masing-masing anggota, bukan hanya kehadiran pemimpin
sebagai figur. Karena itu kelompok biasanya kaku, kurang fleksibel, sebab
segala pola interaksi telah ditentukan dalam peraturan. Pembagian tugas dan
wewenang dapat membangkitkan gairah dalam berpartisipasi, dapat mengembangkan
perasaan bersatu (senc of belonging).
Dalam kelompok yang terorganisasikan dapat muncul hal-hal yang bersifat
resmi atau formal maupun tidak resmi atu informal. Pembagian tugas dan peranan
yang dilakukan oleh para anggota dan saling hubungan antar anggota yang
didasarkan atas tugas dan peranan itu bersifat formal namun diantara hal-hal
yang bersifat formal itu dapat muncul kegiatan ataupun suasana yang informal,
misalnya hubungan antar pribadi yang akrab antar anggota melalui arisan,
kegiatan olah raga, dan sebagainya.
Pada kelompok tidak terorganisasikan para anggotanya bertindak lebih bebas
tidak saling terikat pada anggota lain. Disini individualitas memperoleh tempat
yang minim. Karena setiap anggota harus berbuat sesuai dengan kesepakatan
(persetujuan, peraturan) yang telah disetujui bersama.
6.
Membersip Group dan Reference Group.
Suatu
kelompok disebut sebagai membersip gruop
jika individu pada saat ini menjadi anggota kelompok yang aktif. Sedang
reference group adalah kelompok dimana individu memperlihatkan identitasnya, yang digunakan sebagai petunjuk
untuk mencapai suatu maksud.
Reference
group biasanya pada saat yang lalu merupakan membersip grup seseorang, meskipun
sekarang ia tidak menjadi anggota lagi tetapi ada ikatan batin dengan kelmpok
itu walaupun secara tidak sadar. Tidak setiap bekas kelompok merupakan
referewnce grup seseorang, hal ini sangat tergantung kepada sence of
belongingnessnya pada saat ia menjadi anggota aktif.
Seorang
konselor (Guru Pembimbing) lulusan program bidan studi FKIP UMK, is menjadi
anggota aktif MGPP disuatu wilayah kabupaten. Guru tersebut saat ini merupakan
anggota dari membersip group sedang kegiatannya saat ia kuliah, teman –
temannya di UMK merupakan reference group. Mungkin ia sudah lupa dengan teman – teman seangkatannya, dosen –
dosennya di UMK. Tetapi bila ia mendengar gurauan yang cenderung meledak UMK
maka ia akan membela dan menegakkan nama baik almamaternya semampu yang ia
dapat lakukan.
Seseorang
dapat menjadi anggota membership goup
sekaligus dan dapat pula memperlihatkan beberapa reference group. Misalnya
seorang guru pembimbing menjada guru anggota PGRI, ABKIN,MGp.IGPI,dan ISKIN sekaligus,
dan ia dapat pula menunjukan bahwa ia adalah anggota reference group: anggota
BEM FKIP anggota HMJPLS, anggota MENWA, anggota MAPALA, anggota KSR PMI dan
sebagainya.
7.
Kelomok Homogen
dan Hetrogen.
Kelompok homogeny adalah suatu kelompok yang anggota – anggotanya terdiri
atas orang – orang yang memiliki cirri, kemampuan atau status yang sama,
misalnya kelompok mahasiswa, kelompok ibi – ibu PKK, kelompok karang taruna,
kelompok remaja masjid, kelompok pelajar, kelompok pedagang, kelompok
pensiunan, kelompok pemuda dan sebagainya.
Kelompok heterogen adalah kelompok yang anggota – anggotanya terdiri atas
individu yang terdiri atas individu yang memiliki berbagai agam cirri,
kemampuan dan status. Misalnya kelompok sepeda santai, kelompok pengajian dan
sebagainya, kelmpok tennis, yang diikuti oleh berbagai orang berbeda usia,
jabatan pendidikan, pekerjaan, status social, jenis kelamin, dan sebagainya.
8.
Kelompok In Group dan Out Group.
Ditinjau
dari kedudukan atau jarak antara individu dengan kelompoknya dapat dibedakan antara individu yang in group dengan
individu yang out group. Individu yang in group adalah individu yang berada
dalam kelompoknya, melibatkan diri ataau dilibatkan oleh kelompoknya. Individu
yang out group adalah individu yang berada diluar kelompoknya, tidak melibatkan
diri atau tidak dilibatkan kelompoknya.
Keberadaan
seorang individu didalam atau diluar kelompoknya bukan secara fisik tetapi
secara psikologis. Mungkin seorang individu secara
fisik berada bersana – sama anggota yang lain tetapi secara psikologis ia
diasingkan, tidak diajak bicara, tidak diberi tugas, tidak diberi kesempatan
mengajukan gagasan – gagasaannya tidak diterima pendapatnya, dan sebagainya.
C.
Karakteristik
Kelompok
Menurut nama Sy Sukmadinata (1977 : 11) suatu kelompok
entah itu kelompok besar atau kelompok kecil mempunyai beberapa karakteristik
(cirri – ciri) tertentu yaitu sebagai berikut:
1.
Individu –
individu mempengaruhi kelompok.
Kelompok adalah suatu persatuan yang terbentuk dari
individu – individu, sifat – sifat, sikap, kemampuan, kematangan, perkembangan,
tujuan dan minat. Individu yang membentuk kelompok terwsebut banyak
mempengaruhi dan mewarnai kelompoknya.
Fungsi kelompok banyak ditentukan oleh variasi kombinasi
sifat – sifat diatas. Salah satu sifat individu adalah selalu berbah dan
berkembagn. (changeable – becoming). Hal tersebut memberikan karakteristik yang
sama pula terhadap kelompok. Dengan kata lain kelompok juga akan berubah dan
berkembang sesuai dengan dinamika individu – individu dalam kelompok tersebut.
Ilustrasi berikut diharapkan dapat menggambarkan
karakteristik diatas suatu kelompok yang terdiri dari individindividu yang
mempunyai sifat pionir, selalu ingin maju, kmampuan intelektual yang baik,
kematngan berfikir dan mempunyai minat yang besar teradap sesuatu hal : akan
berbeda dengan kelompok lain yang mempunyai sifat alonalon asal kelakon, narimo
ing pandum, kemampuan intelektual anggotanya bervariasi, kematangan berfikir
dan minatnya terhadap sesuatu hal tidak begitu besar akan menunjukkan kegiatan
dan hasil karya yang berbeda.
Kalau kedua kelompok tersebut diidentifikasikan sebagai
kelompok A dan B yang melakukan percobaan di laboratorium sekolah; kelompok
mungkin akan mendapatkan hasil yang baik dan layak untuk ditampilkan dalam
Lomba Karya Ilmiah Remaja Tingkat Nasional, sedangkan kelompok B cukup untuk
memenuhi tugas-tugas dari guru bidang studi.
2.
Kelompok
Mengembangkan Struktur.
Dalam suatu kelompok berkembang suatu pengaturan tertentu
bagaimana seseorang berbuat, siapa yang perlu diikuti, siapa yang bertanggung
jawab atas sesuatu dan sebagainya.
Dalam kelangsungan kelompok, terjadi diferensiasi
kekuatan dan pengaruh para anggota terhadap kelompoknya. Berkenaan dengan
status dalam kelompok, masing – masing anggota mengembangkan peranan – peranan
tertentu baik yang menjadi harapan kelompok maupun tidak.
Perhatikan ilustrasi berikut!
Dalam suatu kelompok yang terdiri dari individu-individu
yang mempunyai sifat dan cirri psikofisik yang bebeda satu sama lain, akan
menimbulkan berbagai bentuk ekspresi tingkah laku individu. Namun demikian
tingkah laku yang berbeda-beda tersebut membentuk suatu pola tingkah laku yang
serasi; maksudnya tingkah laku yang harus ditampilkan seorang pemimpin kelompok
berbeda dengan pola tingkah laku anggota kelompok, tingkah laku pemimpin dan
anggota kelompok ini saling mengisi untuk mencapai tujuan kelompok. Demikian
pula tanggung jawab atas sesuatu hal dan pengaru setiap indiidu dalam kelompok
tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan bersama.
Mungkin saja dalam kelompok akan muncul tingkah laku dan
pengaruh anggota klompok yang dapat merusak kelompok itu, tetapi biasanya
setiap anggota kelompok akan berusaha tidak mengembangkan keadaan negative
tersebut demi kelangsungan hidup kelompok.
3.
Kelompok
Mengembangkan Standat Nilai – nilai.
Kehidupan suatu kelompok mengembangkan standart nilai
tertentu. Standart berkenaan dengan produktifitas kelompok, pola –pola
komunikasi, cara dan prosedur kerja kelompok. Juga kelompok sering kali
memberikan suatu tekanan agar terjadi conformity (kesamaan) dari anggota –
anggotanya.
Perhatikan contoh berikut :
Setiap individu yang menjadi anggota suatu kelompok sudah
membawa standar nilai masingmasing dari mana mereka berasal. Katakan saja
mahasiswa BK yang sekarang mengikuti kuliah Bimbingan Kelompok, terdiri dari
beberapa mahasiswa yang mempunyai latar belakang standar nilai yang berbedbeda,
ada yang rajin, tekun, selalu mengkaji referensi yang ditunjukkan oleh dosen
pengampu, sebaliknya ada juga mahasiswa yang sering datang kuliah terlambat,
tidak mau bertanya kepada dosen (merasa takut kalau dikatakan tidak bisa),
enggan mengkaji referensi, dsb.
Dalam kegiatan kuliah, kelompok(dosen dan mahasiswa)
berusaha agar terjadi kesamaan nilai dalam kelompok tersebut, dengan cara
setiap individu berusaha untuk datang tepat waktu, berusaha mengkaji referensi
secara maksimal, mengembangkan pola kuliah aktif (komunikasi dosen-mahasiswa,
mahasiswa-mahasiswa), berusaha untuk bertanya dan menjawab persoalan yang
muncul.Dengan demikian disini akan dikembangkan standar nilai baru yang lebih
baik dan merata.
4.
Kelompok
Berbeda dalam Kekohesifannya, Keaktraktifannya, dan Emosionalitasnya.
Kekohesifannya (cohesiveness) merupakan kekuatan ikatan
pertalian diantara anggota – anggota suatu kelompok. Semakin kuat ikatan
pertalian diantara anggota kelompok, maka kelompok itu akan semakin kuat,
demikian pula sebaliknya.
Keaktratifan (attractiveness) adalah ketertarikan (daya
tarik) kelompok terhadap para anggotanya. Keatraktifan kelompok ini tergantung
kepada tujuan kelompok, besarnya program, jenis organisasi, posesi kelompok
dalam msasyarakt, serta keputusan – keputusan lain yang diperoleh anggota dari
kelompok. Jika sesuatu kelompok mempunyai daya tarik yang baik, maka kelompok
itu semakinn menatik untuk digeluti oleh setiap ornga yang menjadi anggota
kelompok itu.
Emosionalitas (emotionality) merupakan keselurahan
suasana kehidupan kelompok yang berlangsung pada saat tertentu. Ada empat macam
emosionalitas yang mungkin terjadi dalam kelompok, yaitu:
a. Ketergantungan
(dependency) adanya ketergantungan seorang atau beberpa anggota kelompok pada
seorang anggota yang lain.
b. Berpasangan
(pairing) adanya saling harga menghargai antar dua atau lebih anggota kelompok.
c. Permusuhan
(fight) menunjukan adanya ketidak senangan, penolakan, malah menyerang terhadap
yang lain.
d. Pelarian
(withdrawing) kecenderungan untuk menjauhkan diri / melarikan diri dari
masalah.
Suatu kelompok akan berisi tiga aspek tersebut di atas
(cohessivness, attractiveness dan emotionality), hanya saja intensitas setiap
aspeknya berbeda antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Contoh :
Seseorang (A) menjadi anggota suatu kelompok karena
tertarik dengan tujuan kelompok tersebut, selain itu kelompok menyajikan
program yang menarik, dan dengan menjadi anggota kelompok gengdinya di mata
msayarakat meningkat. Dengan demikian ikatan batin orang tersebut dengan
kelompoknya berbeda dengan anggota lain (B) yang masuk dalam kelompok karena
didorong oleh alasan : sesuai dengan tujuan hidupnya, program kelompok
menyangkut derajat hidup orang banyak ia memperoleh kepuasan batin tetapi tidak
merasa naik gengsinya dimata masyarakat. Ketika terjadi masalah dalam kelompok
itu B gengsinya dimata masyarakat. Ketika terjadi masalah dalam kelompok itu B
berusaha ikut mengatasinya tidak melarikan diri sebgaimana A. Hal ini dapat
terjadi karena B mengembangkan sifat saling harga menghargai sesama anggota
kelompok, sebaiknya A justru mengembangkan permusuhan terhadap anggota lainyang
tidak sekata.
5.
Kelompok
Membentuk Tujuan Kelompok.
Kelompok terbentuk karena adanya tujuan bersama. Kegiatan
kelompok diarahkan untuk mencapai hasil kelompok setinggi – tingginya. Kegiatan
kelompok juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan individu yang sejalan dengan
tujuan kelompok. Tujuan kelompok dapat memelihara kesatuan kelompok, membentuk
hubungan yang harmonis dan mencegah perpecahan diantara anggota kelompok.
Suatu contoh untuk memperjelas
keterangan diatas :
IPBI (ABKIN) adala suatu kelompok yang memiiki tujuan
untuk mewadahi semua petugas bimbingan di Indonesia untuk dapat memberikan
layanan bantuan ( bimbingan dan koseling) kepada siswa dalam mencapai
perkembangan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuannya.
Setiap petugas bimbingan mempunyai tujuan seperti
tersebut di atas (sesuai dengan Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga). Untuk
mencapai tujuan tersebut, kelompok mengorganisir anggota dan mengadakan
kegiatan-kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan kelompok: misalnya dengan
mengadakan seminar, loka karya, penataran, penerbiatan buletin dan sejenisnya,
penelitian di bidang bimbingan dan kegiatan-kegiatan lain untuk mengembangkan
dan memajukan bimbingan dan konseling. Dengan demikian secara tidak langsung
kelompok telah membentuk tujuan kelompok.
D.
Interaksi
Kelompok
Dalam suatu kegiatan kelompok terjadi
interaksi social, yaitu suatu tipe hubungan antara dua orang atau lebih dimana
terdapat tingkah laku individu yang berbeda-beda.
Interaksi ini dapat berlangsung secara
fisik (olahraga dan permainan) dan dapat juga secara simbolis (komunikasi) baik
melalui bahasa lisan atau tulisan, melalui isyarat, lambing-lambang dan model.
Dalam bimbingan kelompok, interaksi terutama berlangsung secara simbolis
melalui bahasa lisan.
Interaksi sosial dalam kelompok
dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor-faktor
pribadi
a. Kekayaan
informasi yang dimiliki oleh individu
b. Kemampuan
berpikir individu
c. Kemampuan
dan keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara verbal dari individu.
d. Kecenderungan
pribadi individu seperti kecenderungan menguasai atau patuh, bersahabat
ataubermusuhan dan lain-lain.
2. Kekayaan
Kelompok dan Faktor Situasi
a. Tugas
dan tujuan kelompok
b. Jenis
kelompok
c. Kualitas
kelompok
d. Besarnya
kelompok
e. Kecocokan
waktu diskusi
f. Lingkungan
fisik dan penempatan anggota
g. Tipe
kepemimpinan dan penerimaan kepemimpinan tersebut oleh anggota.
Hubungan
interpersonal, merupakan salah satu aspek dari interaksi yang menunjukan cara
individu mereaksi terhadap individu laindalam kelompok. Ada beberapa dimensi
hubungan interpersonal, yaitu:
a. Dimensi
suka-tidak suka
b. Dimensi
sensitifitas social (kepekaan terhadap reaksi orang lain)
c. Dimensi
ancaman-tantangan. Seberapa jauh orang lain memberi tantangan merupakan ancaman
bagi dirinya.
d. Dimensi
koperasi dan kompetisi. Kesediaan dan bekerjasama dengan orang lain dan
kebutuhan untuk bersaing dengan orang lain.
E.
Semangat
dan Produktivitas Kelompok
Hal
yang memegang peranan penting dalam dinamika kelompok adalah semangat kelompok
dan produktivitas kelompok.
Semangat
kelompok atau moriil merupakan suatu sikap atau tenaga yang ditandai dengan
adanya keyakinan dan motif yang kuat untuk berbuat dan mengembangkan organisasi
yang baik dalam mencapai tujuan kelompok.
Menurut
Rochman Natawijaya semangat kerja adalah sikap dari individu atau kelompok
terhadap lingkungan kerjanya yang terhadap kerjasama itu dilakukan secara
sukarela dengan mengerahkan seluruh kemampuannya sesuai dengan kepentingan
organisasi kelompok yang sedang bergiat.
Ada
beberapa ciri kelompok yang bermoriil tinggi, yaitu:
a. Kelompok
bergiat tanpa ada ketegangan yang berarti.
b. Anggota
kelompok memiliki pedoman yang dapat digunakan dalam situasi yang bagaimanapun.
c. Seluruh
anggota kelompok memiliki kebutuhan dan tujuan yang relatif sama.
d. Anggota
kelompok memperlihatkan sikap yang positif terhadap pemimpinnya.
e. Anggota
kelompok cenderung bersedia mempertahankan nasib kelompoknya.
Kelompok
yang produktif adalah kelompok yang kaya dengan pencapaian tujuan kelompok dan
kaya dengan pemberian sumbangan terhadap kebutuhan anggota-anggotanya.
Produktifitas kelompok sangat dipengaruhi oleh semangat kerja kelompok, serta
kepemimpinan dalam kelompok. Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar terjadi
produktifitas kelompok, yaitu:
a. Suasana
kelompok
b. Rasa
aman
c. Kepemimpinan
berbagi
d. Perumusan
tujuan
e. Fleksibilitas
f. Mufakat
g. Timbulnya
kesadaran kerja
h. Penilaian
yang terus menerus.
BAB
III
KESIMPULAN
Beberapa
hal yang dapat di simpulkan dari makalah Konsep Dasar Kelompok ini adalah
sebagai berikut:
A. Pengertian
dari Kelompok adalah kesatuan dua atau lebih individu, yang saling
berinteraksi, yang memungkinkan terjadinya interstimulasi dan respon untuk
mencapai tujuan bersama.
B.
Kelompok dibedakan menjadi
8 macam, yaitu:
1. Kelompok
Primer Dan Kelompok Sekunder
2. Psyche-Group
dan Socio Group
3. Kelompok
Permanen dan Kelompok Temporer
4. Kelompok
Formal Dan Kelompok Informal
5. Kelompok
Terorganisasi dan Tidak Terorganisasi
6. Membersip Group dan Reference Group.
7. Kelomok Homogen
dan Hetrogen.
8. Kelompok In Group dan Out Group.
C.
Setiap kelompok yang
berbeda memiliki karakteristik yang berbeda pula, dan karakteristik kelompok
tersebut yaitu:
1. Individu –
individu mempengaruhi kelompok.
2. Kelompok
Mengembangkan Struktur.
3. Kelompok
Mengembangkan Standat Nilai – nilai.
4. Kelompok
Berbeda dalam Kekohesifannya, Keaktraktifannya, dan Emosionalitasnya.
5. Kelompok
Membentuk Tujuan Kelompok.
D. Dalam
suatu kegiatan kelompok terjadi interaksi social, yaitu suatu tipe hubungan
antara dua orang atau lebih dimana terdapat tingkah laku individu yang
berbeda-beda.
E.
Hal yang memegang
peranan penting dalam dinamika kelompok adalah semangat kelompok dan
produktivitas kelompok. Produktifitas kelompok sangat dipengaruhi oleh semangat
kerja kelompok, serta kepemimpinan dalam kelompok.
DAFTAR
PUSTAKA
Husairi, achsan. Bimbingan Kelompok dan Konseling Individual, 2012. CV Arya Duta.
Depok.
Rahardjo, Susilo dkk, Bimbingan dan Konseling Kelompok, 2009,UMK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar